LAPORAN PRAKTIK
LAPANGAN
DAERAH GUNUNG
API GALUNGGUNG DAN
KAMPUNG
NAGA
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Segala puji bagi allah yang telah memeberikan kami kemudahan sehingga dapat nenyelesaikan laporan ini.
Solawat beserta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yakni Nabi Muhamad SAW.
Tidak
lupa pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya yang
telah memberikan saran dan dukunganya, terutama kepada:
1.
Orang tua, yang telah memberikan kasih dan
sayangnya baik berupa moril maupun material.
2.
Seluruh dosen geografi yang telah memberikan banyak ilmu kepada saya
selaku penyusun.
3.
Kepada seluruh teman-teman yang selalu mendukung
dan memberi motivasi kepada saya untuk menyelesaikan tugas laporan.
Tasikmalaya,
Mei 2015
Penyusun
|
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
B.
Rumusan
Masalah
C.
Tujuan
Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A.
Sejarah
Gunung Galunggung
B. Pra-Letusan Gunung Galunggung
C. Sejarah Kampung Naga
D. Ciri Khas Kampung Naga
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Negara Indonesia
adalah negara yang memiliki banyak gunungapi , hal ini di karenakan indonesia
terletak pada jalur vulkanik yang dilauui oleh dua rangkaian pegunungan muda
yaitu rangkaian pegunungan sirkum pasifik, dan rangkaian sirkum mideretarania
salah satunya yaitu gunung galunggung.
Gunung Galunggung
terletak di Linggawangi, Leuwisari, Tasikmalaya, Jawa Barat. Gunung Galunggung
merupakan gunung berapi dengan ketinggian 2167 mdpl, terletak sekitar 17 km
dari pusat kota Tasikmalaya. Gunung Galunggung terakhir meletus pada tahun
1982. Panorama alam di sekitar Gunung Galunggung saat ini sangat mempesona.
Kawah yang dahulu memuntahkan lahar panas, pasir, dan bebatuan, kini telah
berwujud menjadi semacam danau luas hijau yang asri. Areal luasnya ±120 ha
dibawah pengelolaan perum perhutani, berupa air terjun dan kawah.
Selain itu Negara
Indonesia Juga negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah, baik sumber
daya alamnya maupun pemandangan alamnya. Selain memiliki kekayaan alam yang
melimpah Indonesia juga kaya akan adat istiadat dan kebudayaan yang beraneka
ragam. Daerah yang memiliki kekayaan alam, adat istiadat, dan kebudayaan yang
melimpah salah satunya adalah Kabupaten Tasikmalaya. Tasikmalaya memiliki
tempat wisata yang menarik yaitu : Kampung Naga, Gunung Galunggung, dan Pusat
Kerajinan Rajapolah dan lain lain.
Kampung Naga berada
di wilayah Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi
Jawa Barat. Lokasi Kampung Naga tidak jauh dari jalan raya yang menghubungkan
kota Garut dengan kota Tasikmalaya. Kampung ini berada di lembah yang subur,
dengan batas wilayah, di sebelah barat Kampung Naga dibatasi oleh hutan keramat
karena di hutan tersebut terdapat makam leluhur masyarakat Kampung Naga. Di
sebelah selatan dibatasi oleh sawah-sawah penduduk, dan di sebelah utara dan
timur dibatasi oleh sungai Ciwulan yang bermata air dari Gunung Cikuray. Mata
pencaharian warga Kampung Naga bermacam-macam mulai dari yang pokok yaitu
bertani, menanam padi sedangkan mata pencaharian sampingannya adalah membuat
kerajinan, beternak dan berdagang. Kemasyarakatan di Kampung Naga masih sangat lekat
dengan budaya gotong royong, hormat menghormati, dan mengutamakan kepentingan
golongan diatas kepentingan pribadi. Penduduk Kampung Naga mengaku mayoritas
adalah pemeluk agama islam, akan tetapi sebagaimana masyarakat adat lainnya
mereka juga sangat taat memegang adat-istiadat dan kepercayaan nenek moyangnya.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
Sejarah Gunung Galunggung Dan Pra-Letusannya ?
2.
Bagaimana
Sejarah Kampung Dan Ciri Khas Kampung Naga ?
C.
Tujuan
Masalah
1.
Mengetahui
Sejarah Gunung Galunggung Dan Pra-Letusan Gunung Galunggung.
2.
Mengetahui
Bagaimana Sejarah Kampung Dan Ciri Khas Kampung Naga.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah
Gunung Galunggung
Gunung
Galunggung telah mengalami beberapa kali letusan (erupsi) dengan insensitas dan
kekuatan yang berbeda-beda, yaitu: sebelum tahun 1822 yang erupsinya yang
sangat dahsyat, pada Tahun 1982 Gunungapi Galunggung mengalami erupsi kembali
dengan jangka waktu yang panjang mulai 5 april sampai 8 januari 1983. Sehingga
akibat dari erupsi tersebut terpengaruh kehidupan masyarakat mencapai lebih
dari 20 juta orang, disebabkan abu yang menyebar sampai kota Bandung bahkan
sampai ke Jakarta, dan kearah Timur sampai ke Jogjakarta. Penduduk yang
dipindah kan mencapai 35.000 orang. Secara Internasional, letak Galunggung ini
juga mengganggu jalur penerbangan antara Singapura dan Benua Australi. Dua
pesawat jumbo dalam penerbangan internasional terpaksa harus melakukan
pendaratan darurat di Jakarta. Selain itu akibat dari erupsi Gunungapi
Galunggung menjadi bukit-bukit yang tersebar dari sepanjang dari Kota
Tasikmalaya dan Singapura, yang terkenal dengan sebutan “Bukit Sepuluh Ribu
Tasikmalaya” atau “The Ten Thousand Hills of Tasikmalaya”.
Akibat
dari erupsi dari Gunungapi Galunggung dibagi menjadi tiga morfologi, yaitu:
Kerucut Gunung Api, Kladera, dan Perbukitan Sepuluh Ribu. Kerucut gunungapi,
menempati bagian barat dan selatan, mempunyai sebuah kawah yang tidak aktif
bernama Kawah Guntur yang terbentuk melingkari berdiameter 500 meter dengan
kedalaman 100-150 meter. Kerucut ini merupakan kerucut Gunungapi Galunggung tua
sebelum terbentuknya Klader, mempunyai kemiringan lelereng sampai 30° di daerah
puncak dan menurun hingga 5° di bagian kaki. Kladera Galunggung terbentuk
seperti sepatu kuda yang terbuka kearah tenggara dengan panjang sekitar 9 km
dan lebar antara 2-7 km. Dingding Kladera mempunyai ketinggian maksimum sekitar
1000 meter di bagian barat-barat laut dan menurun hingga 10 m di bagian
timur-tenggara.
Perbukitan
Sepuluh Ribu atau yang disebut juga perbukitan “Hillock” terletak di lelereng
kaki bagian timur-tenggara dan berharap langsung dengan bukaan kaldera.
Perbukitan ini menempati daratan Tasikmalaya dengan luas sekitar 170 km²,
dengan jarak sebrang terjauh 23 km dari kawah pusat dan terdekat 6,5 km. Lebar
sebarangnya sekitar 8 km dengan sebaran terpusat pada jarak 10-15 km. Jumlah
bukitnya sekitar 3.600 buah dengan tinggi bukit bervariasi antara 5 sampai 50
meter diatas dataran Tasikmalaya dengan diameter kaki bukit antara 50-300 meter
serta kemiringan lereng antara 15°-45°. Perbukitan ini terbentuk sebagai akibat
dari letusan besar yang menghasilkan kladera tapal kuda dan melongsoran kerucut
bagian timur-tenggara, yang terjadi sekitar 42000 tahun yang lalu.
Apabila
ditijauan dari bentuk tubuh Gunungapi Galunggung terdiri atas beberapa puncak :
a. Gunung Dingding Air dengan ketinggian 1.667 meter
diatas permukaan air laut.
b. Gunung Singa dengan ketinggian 2.168 meter diatas
permukaan air laur.
c. Gunung Guntur dengan ketinggian 2.160 meter diatas
permukaan air laut.
d. Gunung Beuti Canar dengan ketinggian 2.241 meter
diatas permukaan air laut.
B. Pra-Letusan Gunung Galunggung
Pada pra-letusan 1822, terjadilah satu ledakan
raksasa dengan jari-jari 1k 1000 m. Ada kemungkina pada waktu itu dingding G.
Galunggung sebelah timur runtuh dan terbuktilah kawah terbentuk sepatu kuda
sebaagian terlihat sekarang. Anggapan lain adalah, bahwa semula Kawah G.
Galunggung berbentuk corong yang hampir sempurna. Lambat-laun terjadilah danau
raksasa berkat kumpulan air hujan. Diakibatkan tekanan air atau adannya suatu
letusan, pematang lingkaran timur yang lebih lemah dan diterobosnya. Bom,
lapilis, pasir, dan abu gunungapi dilontarkan ke kawah ini dan disertai dengan
terjadinya penyemburn terarah berupa pasir dan batu ke jurusan timur hingga
jauh ke daratan Tasikmalaya.
a)
Letusan
1822
Pada tanggal 8 Oktober 1822, antara pukul 13:00
dan 14:00 WIB terdengar suara gemuruh. Pada Kaki G. Galunggung, dari lekukan
Cikunir, tampak gumpalan asap raksasa dengan tenanga yang kuat sekali melonjak
ke atas. Kemudian, selulur gunungapi itu tertutupi oleh gumpalan asap tersebut
dan suara ledakan sering sekali terdengar, suasana menjadi gelap. Awan panas
mulai meluncur ke Citanduy dan mencapai jarak lebih dari 16 Km.
Pada
1k pukul 15:00 kegian sampai puncaknya. Hujan abu dan lumpur merusak tanaman
hingga sejauh 40 km ke sebalah barat dan selatan. Di sekitar kawah, jatuhlah
pasir kemerah-merahan. Menjelan pukul 16:00 letusan mulai mereda dan pukul
17:00 berhenti sama sekali. Lahar hujan terjadi pada 12 Oktober 1882, mengikuti
aliran sungai mengarah ke daerah tenggara dan melanda daerah tersebut. Letusan
G. Galunggung 1822 menyebabakan jatuhnya korban jiwa sebanyak 4011 orang.
Neuman Van Padang (1951) mengemukakan, bahwa sebelah tenggara G. Galunggung
tertimbun lahar (batu dan lumpur) sebanyak 100.000 m³ lebih. Jarak lebar 24 km.
b)
Letusan
1894
Pada
Tanggal 7-19 Oktober 1894, sumbat lava dilemparkan oleh letusan G. Galunggung.
Dingding kawah dalam ambruk. Neuman Van Padang (1951) melaporakan terjadi awan
panas, tetapi tidak mengakibatkan jatuhnya korban manusia. Lahar hujan terjadi
pada Tanggal 27 dan 30 Oktober. Desa yang hancur sebanyak 50 buah. Jalan yang
diikuti lahar sama dengan jalan lahar letusan 1822.
c)
Letusan
1918 (letusan efusif)
Kegiatan
1918 diawali dengan gempa pada 16 juli 1918, 1k pukul 20.000 kegiatan ini
diikuti pembentukan sebuah sumbatan lava yang muncul di atas danau kawah, yaitu
pada Tanggal 19 juli, yang kemudian disebut G. Jadi. Sejak Tahun 1958 dan 1959
(kusumadinata, 1959) tetapi kemudian terus menerus.
d)
Letusan
1982-1983
Letusan
terakhir terjadi pada tanggal 5 mei 1982 tepatnya pukul 05:00 WIB, letusan
terakhir berlangsung cukup lama disebabkan karena lubang kepundan tertutup oleh
kubah lava (lava dome) yang terbentuk pada letusan 1918, diserta suara dentuman,
pijaran api, dan kilatan halilintar. Kegiatan letusan terjadi hingga 9 bulan
dan berakhir pada 8 Januari 1983. Periode erupsi terbagi dalam tiga fase. Fase
pertama, 5 april- 6 mei 1982, berupa erupsi tipe Pellean yang menghancurkan
empat puluh persen kubah lava “gunung jadi” (gunung baru yang keluar dari
lubang erupsi), serta menghasilkan awan panas, hujan batu, abu, dan gas.
Awan panas meluncur dan mengendap di Banjaran sejauh 5,1
kilometer serta di Cikunir dan Cipanas sejauh 4,6 kilometer. Tinggi abu erupsi
mencapai 12 kilometer dari kawah. Erupsi utama dalam fase pertama terjadi pada
17-19 Mei. Tinggi asap erupsi mencapai 30 kilometer dan sisa kubah lava tinggal
lima persen.
e)
Letusan
2012
Pada
bulan November 2012 Gunungapi Galunggung statusnya mengalami peningkatan,
Gunungapi Galunggung suda hampir selama 30 Tahun tertidur dengan lelapnya, kini
mulai bangun dan mulai menunjukan aktifitas vulkaninya sebagai Gunungapi yang
masih aktif. Status dari normal (Level I) menjadi waspada (Level II). Terdektesi
dengan jelas melalui alat yang ada di pemantuan aktifitas Gunungapi Galunggung
adanya getaran vulkanik, sejak tanggal 1-31 Januari 2012 terjadi hingga 16 kali
gempa, dan sejak tanggal 1-11 Febuari 2012 tercatat 11 kali gempa vulkanik seta
bau belerang tidak tercium.
C. Sejarah Kampung Naga
Kampung Naga berada di Desa Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten
Tasikmalaya yang merupakan pusat pengembangan potensi budaya yang terjadi di
Kampung Naga merupakan ciri kesederhanaan dan ketaatan akan budaya sendiri
sedangkan praktek pembangunannya sendiri mempunyai wawasan lingkungan yang
futuristik, baik secara fisik, sosial, ekonomi maupun budaya.
Menurut Bupati Tasikmalaya, merasa kagum terhadap masyarakat
Kampung Naga karena disana telah ditanam kultur masyarakat yang tidak pernah
meminta kepada pemerintah melainkan bagaimana berbuat kepada orang lain karena
kekagumannya itu beliau mengeluarkan satu buah buku yang berjudul Masyarakat
Kampung Naga Tasikmalaya karena Prof. Dr Ahman Sah. Terdapat tempat-tempat
larangan yaitu : 2 hutan larangan, sebelah Timur dan Barat, tempat ini tidak
boleh dimasuki oleh seorangpun kecuali pada waktu upacara atau berziarah. Ada
satu buah bangunan yang dianggap keramat yaitu “Bumi Ageung” yaitu tempat
pelaksanaan rutinitas upacara adat, tempat ini tidak boleh dimasuki kecuali
oleh Ketua Adat. Hari yang diagungkan masyarakat Kampung Naga diantaranya hari
Selasa, Rabu dan Sabtu.
Pada bulan Syafar tidak boleh melaksanakan upacara adat atau
berziarah. Dalam pembangunan rumah-rumah diatur sedemikian rupa yaitu dengan
membujur Timur Barat menghadap ke Selatan, setiap rumah harus saling berhadapan
untuk menjaga kerukunan antar warga. Praktek pembangunannya pun mempunyai
wawasan lingkungan yang futuristik, baik secara fisik, sosial, ekonomi maupun
budaya.
1.
Sejarah
Terbentuknya Kampung Naga
Berdasarkan
penelitian yang kami lakukan, kami tidak mendapat informasi apapun tentang
Kampung Naga karena kami datang pada hari yang Tabu dimana hari tersebut
diharamkan untuk menceritakan sejarah Kampung Naga. Namun kami tetap mencari
informasi dari beberapa para pengunjung yang datang tidak pada hari yang
diharamkan atau tabu. Menurut informasi dari para pengunjung yang telah kami
dapatkan sehingga kami berkesimpulan bahwa pertama kalinya Kampung Naga
terbentuk dengan datangnya suku Badui dari daerah Banten, kedatangannya karena
diusir oleh kepala suku Badui Banten yang kemudian singgah di Salawu Desa
Neglasari dan mendirikan pemerintahan sendiri atau otonomi sendiri dan diberi
nama Kampung Naga.
2.
Silsilah atau
Keturunan di Kampung Naga
Salah
satu budaya atau larangan yang berkaitan erat dengan keturunan adalah
pernikahan, dimana setiap warga Kampung Naga yang sudah cukup umur untuk
menikah tidak boleh menikah dengan orang dari daerah lain. Mengapa begitu?
Karena menurut kebudayaan Kampung Naga hal itu bisa menimbulkan adanya
kesenjangan sosial dan bisa membuka celah-celah era globalisasi yang dapat
merusak kepribadian atau adat-adat yang masih ada di Kampung Naga, yang masih
sangat lekat dengan budaya gotong royong, hormat menghormati, dan mengutamakan
kepentingan golongan diatas kepentingan pribadi. Dalam sistem kekerabatan di
masyarakat, mengambil garis keturunan ayah (Patrilineal).
3.
Sistem
Kemasyarakatan
Sistem kemasyarakatan disini lebih terfokus kepada sistem atau
lembaga-lembaga pemerintahan yang ada di Kampung Naga. Ada dua lembaga yaitu,
RT, RK, Kudus dan ada lembaga adat yaitu, kuncen, punduh lebe.
4.
Sistem Bahasa
Dalam berkomunikasi warga Kampung Naga mayoritas menggunakan bahasa
Sunda Asli, hanya sebagian orang dalam arti yang duduk di pemerintahan. Adapula
yang bisa berbahasa Indonesia itupun masih terlihat kaku dalam pengucapannya.
5.
Sistem
pendidikan
Tingkat Pendidikan masyarakat Kampung Naga mayoritas hanya mencapai
jenjang pendidikan sekolah dasar, tapi adapula yang melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi itupun hanya minoritas. Kebanyakan pola pikirnya
masih pendek sehingga mereka pikir bahwa buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau
akhirnya pulang kampung juga. Dari anggapan tersebut orang tua menganggap lebih
baik belajar dari pengalaman dan dari alam atau kumpulan-kumpulan yang biasa
dilakukan di mesjid atau aula.
6.
Kesenian
Terdapat tiga pasangan kesenian di Kampung Naga diantaranya:
a.
Terebang
Gembrung yang dimainkan oleh dua orang sampai tidak terbatas biasanya ini
dilaksanakan pada waktu Takbiran Idul Fitri dan Idul Adha serta kemerdekaan RI.
Alat ini terbuat dari kayu.
b.
Terebang Sejat,
dimainkan oleh 6 orang dan dilaksanakan pada waktu upacara pernikahan atau
khitanan massal.
c.
Angklung,
dimainkan oleh 15 orang dan dilaksanakan pada waktu khitanan massal.
7.
Sistem
Perekonomian
Dalam sistem perekonomian kami fokuskan kepada mata pencaharian
dimana mata pencaharian warga Kampung Naga bermacam-macam mulai dari pokok
yaitu bertani, menanam padi sedangkan mata pencaharian sampingannya adalah
membuat kerajinan, beternak dan berdagang.
8.
Sistem Politik
Dalam sistem politik kami tekankan pada pemilihan ketua adat yaitu
dengan cara bermusyawarah untuk mufakat dimana yang dijadikan kandidat yang akan
duduk di pemerintahan adalah orang-orang yang dianggap berpengalaman dan
berpengetahuan tinggi dalam bidang-bidang yang ada.
D.
Ciri Khas
Kampung Naga
Unsur
kebudayaan yeng telah diuraikan, maka dengan melihat unsur-unsur-unsur
kebudayaan tersebut masyarakat Kampung Naga memiliki ciri khas atau
krakteristik. Masyarakat di Kampung Naga memiliki mata pencaharian sebagai
petani dan mempunyai mata pencaharian sampingan yaitu membuat kerajinan tangan
yang berupa anyaman yang terbuat dari bambu, berternak dan berdagang makanan
ringan. Dalam usaha mengembangkan potensi yang terdapat di Kampung Naga, sesepuh
Naga berupaya untuk mengembangkan potensi tersebut dengan cara membina
anak-anak remaja maupun orang tua untuk mengembangkan keterampilan mereka dalam
anyaman dan kerajinan tangan lainnya, yang biasannya dijadikan souvenir bagi
orang-orang yang berkunjung ke Kampung Naga.
Namun
berbeda dengan masyarakat lain, bahwa dalam hal pertanian masyarakat Kampung
Naga menggunakan alat-alat pertaniannya untuk bercocok tanam maupun bertani
hanya mengunakan bedog/golok, arit, kored, etem, (sejenis ani-ani), parang,
pisau, dan pacul atau cangkul (untuk mencangkul lahan pertanian). Lahan
pertanian yang terdapat di Kampung Naga tidak begitu luas, hanya sisa dari
lahan yang sudah digunakan untuk perumahan dan kolam dari luas yang secara
keseluruhan hanya 1,5 ha’
Lahan
pertanian sawah di Kampung Naga terletak di sebelah selatan perkampungan,
dimana lahan pertanian sawah berteras-teras yang merupakan bagian dari kaki dan
lereng lembah Naga. Lereng tu tebing tersebut memisahkan perkampungan dengan
jalur jalan raya yang menghubungkan Kota Garut dengan Kota Tasukmalay. Sehingga
untuk sampai ke Kampung Naga, dari jalur jalan tersebut harus menuruni tangga
sebanyal 429 anak tangga, kemudian menyusuri pinggiran sungai Ciwulan sepanjang
kurang lebih 50 meter hingga sampai di perkampungan. Di atas lereng tersebut
merupakan deretan perbukitan yang masih ditumbuhi pepohonan, dimana disalah
satu bukit tersebut terdapat makam Leluhur warga Naga itu bernama Sembah
Dalem Singaparna.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
hasil pembahasan diatas sebelum maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai
berikut :
Negara Indonesia adalah negara yang memiliki banyak gunungapi
, hal ini di karenakan indonesia terletak pada jalur vulkanik yang dilalui oleh
dua rangkaian pegunungan muda yaitu rangkaian pegunungan sirkum pasifik, dan
rangkaian sirkum mideretarania salah satunya yaitu gunung galunggung.
Selain itu Negara Indonesia Juga negara yang memiliki
kekayaan alam yang melimpah, baik sumber daya alamnya maupun pemandangan
alamnya. Selain memiliki kekayaan alam yang melimpah Indonesia juga kaya akan
adat istiadat dan kebudayaan yang beraneka ragam. Daerah yang memiliki kekayaan
alam, adat istiadat, dan kebudayaan yang melimpah salah satunya adalah
Kabupaten Tasikmalaya. Tasikmalaya memiliki tempat wisata yang menarik yaitu Kampung
Naga.
B.
Saran
Berdasarkan dari
kesimpulan di atas sebagai tindak lanjut
dari perbaikan pembelajaran dapat di sampaikan saran antara lain :
Negara
Indonesia Juga negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah, baik sumber
daya alamnya maupun pemandangan alamnya. Selain memiliki kekayaan alam yang
melimpah Indonesia juga kaya akan adat istiadat dan kebudayaan yang beraneka
ragam. Daerah yang memiliki kekayaan alam, adat istiadat, dan kebudayaan yang
melimpah, dan morfologi yang sangat banyak, oleh karena itu kita harus
mencintai negara kita yang kaya ini, agar
dengan cara mencintai dan melestarikan kekayaan negara kita baik dari
segi kebudayaan maupun dari segi morfologinya.
DAFTAR PUSTAKA
Tim
Praktek Kuliah Lapangan Geografi. (2015). Pedoman Pemantapan Materi
Perkuliahan Mengkaji Gunungapi
Galunggung Dan Kampung Naga.
Tasikmalaya: Program Studi Pendidikan Geografi.
0 komentar:
Post a Comment